Jumat, 22 Mei 2009

RESUME

RESUME

PENDIDIKAN REMAJA

antara ISLAM dan ILMU JIWA

Pencipta : DR. M. SAYYID MUHAMMAD AZ-ZA’BALAWI

Cetakan : Pertama, maret 2007

Tebal Buku : 568 halaman

Penerbit : PT. GEMA INSANI





BAB I

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN PADA FASE REMAJA


Setiap fase usia memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari fase- fase pertumbuhan yang lain. Demikian pula halnya dengan fase remaja, memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda dari karakteristik dan ciri-ciri fase kanak-kanak, dewasa dan tua. Selain itu setiap fase memiliki kondisi-kondisi dan tuntutan-tuntutan yang khas bagi masing-masing individu. Oleh karena itu, kemampuan individu untuk bersikap dan bertindak dalam mengahadapi satu keadaan berbeda dari satu fase ke fase yang lai. Hal itu tampak jelas ketika seseorang mengekspresikan emosi-emosinya. Demikian pula kemampuannya untuk belajar dan mengajar, juga cara-cara yang ditempuhnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.


A. Karakteristik Pertumbuhan Jasmani


1. Definisi Pertumbuhan

Menurut bahasa arab, pertumbuhan (numuww) yaitu pertambahan sesuatu hingga mencapai puncak atau titik maksimumnya. Proses pertumbuhan tidak terjadi secara tiba-tiba, tidak sekejap mata, melainkan berjalan dalam garis pertumbuhannya secara bertahap sedikit demi sedikit, hingga tubuh remaja mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna yang sesuai dengan ras dan keturunannya. Dan pada saat itulah pertumbuhan tubuh berhenti.

  1. Perhatian Islam kepada Pertumbuhan Jasmani

Islam memberi perhatian kepada pertumbuhan jasmani. Islam menghimbau manusia untuk menjaga kesehatannya dari segala penyakit dan faktor-faktor penyebab kelemahan, kelayuan, dan kerentaan. Tubuh adalah media untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan merupakan alat untuk menunaikan seluruh taklif (tugas) yang dibebankan oleh syariat. Dan tugas terbesar yang memerlukan kekuatan, ketegaran, dan kesabaran adalah jihad dijalan Allah swt, untuk menyampaikan dakwah islam kepada seluruh umat yang masih kafir dan enggan menerima agama ini. Shalat, dengan segala rukun dan sunahnya, tidak mungkin ditunaikan secara terpisah dari tubuh. Bahkan, dalam situasi-situasi terburukpun shalat tetap ditunaikan dengan sarana tubuh sebatas kemampuan individu yang bersangkutan. Demikian pula puasa, haji, dan ibadah-ibadah yang lain baik yang fardhu maupun yang sunnah. Pendeknya ini menyangkut semua taklif (tugas) syariat.

Pertumbuhan badan remaja dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas makanannya. Makanan adalah faktor asasi untuk mengisi tubuh dengan energi yang diperlukan agar manusia mampu melaksanakan berbagai jenis aktivitas. Selain itu, makanan juga membantu memperbaiki sel-sel yang rusak dan menggantikannya dengan sel-sel baru. Makanan juga memberi tubuh imunitas (kekebalan) terhadap berbagai penyakit yang terkadang dialami oleh remaja dalam perjalanan hidupnya. Jenis dan kadar makanan yang diperlukan oleh individu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan fase pertumbuhannya dan tabiat aktivitas yang dia kerjakan. Jenis dan kadar makanan yang diperlukan oleh seseorang pada masa kanak-kanak berbeda dari jenis dan makanan yang dia perlukan pada fase remaja dan dewasa. Kadar makanan yang dahulu cukup untuknya pada masa kanak-kanak sama sekali tidak cukup untuknya pada fase remaja, dimana sedang terjadi perkembangan yang cepat yang meliputi seluruh komponen dalam tubuh si remaja, baik organ tubuh dalam maupun luar. Dan fase ini cukup panjang, berlangsung hingga tujuh tahun, kadang lebih, sesuai dengan tabiat pertumbuhan individu.

Hal itu terjadi karena proses pertumbuhan pada fase ini lebih cepat daripada proses pertumbuhan pada fase-fase yang lain. Selain itu, pertumbuhan pada fase ini tidak terbatas pada pertumbuhan tubuh fisik saja, melainkan mencakup pertumbuhan mental, intelektual, spiritual, dan sosial. Berbagai proses ini menuntut energi yang besar dari tubuh, dan supai alaminya dalah lewat makanan yang sempurna yang mengandung zat-zat lemak, gula, tepung, putih telur, garam, mineral, vitamin, dan seterusnya. Allah menciptakan alam semesta dengan tabiat yang bisa memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan pokok maupun non pokok. Dipenjuru alam semesta, dia menebarkan berbagai karunia yang bervariasi katakteristiknya dan bervariasi pula rasa, bentuk, dan fungsinya. Seluruh anugerah-nya itu dengan berbagai bentuk keunikan masing-masing merealisasikan tujuan diciptakannya alam semesta. Kalau seseorang memperhatikan dan merenungkan alam yang luas ini, dia akan menyaksikan dari dekat betapa tangan Allah membina makhluk yang bernama manusia ini dengan nikmat-nikmat-nya yang tidak terhitung jumlahnya.

Untuk membina dan membangun tubuhnya, manusia memerlukan bahan-bahan karbohidrat penghasil energi dan kalori agar dia bisa melaksanakan tugas-tugas jasmani yang dituntut oleh tabiat kehidupan. Kalau dia melihat alam sekitarnya, dia menemukan nikmat-nikmat Allah yang beraneka ragam disekitarnya. Allah sendiri sering sekali mengingatkan manusia kepada berbagai nikmat ini dalam Al-quran. Tidak baik juga seandainya manusia hanya berusaha memahami kebutuhannya kepada jenis-jenis tanaman dan buah-buahan, karakteristik masing-masing jenis, serta perlunya memvariasikan makanannya. Manusia seharusnya mengenal hak tuhannya, mengingat, mensyukurinya, tidak mengingkarinya. Manusia juga harus mengingat kaum fakir miskin dan lain-lain yang berhak menerima sedekah. Dia tidak boleh melalaikan hak mereka yang telah ditetapkan oleh allah pada tanaman dan buah-buahan saat dipanen, karena sumber suatu nikmat berasal dari allah. Allah telah memberikan karunia yang maha besar kepada manusia lewat hewan ternak dan hewan-hewan lain yang dia ciptakan yang melaksanakan berbagai fungsi untuknya. Fungsi terpenting dari hewan-hewan itu adalah menyuplai tubuh manusia dengan bahan-bahan pokok yang diperlukan dalam proses pertumbuhan dan penjagaannya drai penyakit. Fungsi kedua hewan-hewan itu membawa barang-barang manusia yang berat, juga dapat membantunya diladang. Fungsi ketiganya, mereka merupakan sarana kemewahan, perhiasan dan keindahan.

Al-quran sering kali memaparkan hakikat rezeki yang khusus dikaruniakan oleh allah kepada manusia agar dia menjadikan karunia itu sebagai bukti perlunya mengesakannya sebagai satu-satunya penguasa dalam kehidupan manusia. Hanya zat yang maha pencipta, memberi rezeki dan menjamin hidup manusialah yang berhak menjadi satu-satunya tuhan, penguasa tanpa perdebatan. Diciptakannya makhluk-makhluk ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer manusia, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mental. Misalnya, kebutuhan akan rasa keindahan, ketenangan, dan kegembiraan yang timbul dari pemandangan makhluk-makhluk yang indah dan menarik tersebut.

Kuantitas Makanan yang Tepat

Untuk menentukan kadar makanan yang tepat bagi masing-masing individu, yang menjadi acuan adalah individu yang bersangkutan. Islam mengajarkan metode yang paling ideal dalam hal mengkonsumsi makanan yang baik. Memang, moderat adalah manhaj islam dalam segala hal, baik dalam soal makanan maupun yang lain. Moderat dalam mengkonsumsi makanan dan tidak berlebihan sangat dituntut oleh kesehatan setiap orang. Berlebih-lebihan menyebabkan manusia terserang penyakit rakus hingga hal itu menjadi kebiasaan karakternya. Dan, biasanya masalahnya tidak berhenti sampai disini, sebab kebiasaan ini bisa menimbulkan berbagai penyakit.

Salah satu penyakit terpenting akibat berlebih-lebihan dalam makanan adalah kegemukan yang berlebihan. Penyakit ini berupa lemak yang berada pada bagian-bagian tubuh secara tidak memuaskan, kadang menyebabkan seseorang mengalami berbagai masalah kejiwaan. Lemak tersebut menjadi beban yang berat bagi perut dan jantung, yakni menghalangi keleluasaan denyut jantung. Keadaan tersebut berpengaruh pada seluruh organ tubuh. Remaja khususnya berpeluanag untuk mengalami ini sebagai akibat dari pertumbuhan perut yang cepat serta adanya tuntutan-tuntutan pertumbuhan pada seluruh organ tubuhnya. Akibatnya, muncul rasa lapar yang lebih besar daripada orang lain. Dari sini terlihat betapa pentingnya keluarga mengetahui karakteristik pertumbuhan pada fase remaja.

4. Pertumbuhan Jasmani pada Fase Remaja Menurut Para Psikolog

Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang sangat cepat, meliputi seluruh komponen tubuh remaja baik organ dalam maupun luar. Pertumbuhan tersebut berlangsung dengan kecepatan teratur agar tercipta keharmonisan dan integrasi diantara seluruh organ tubuh. Yang dimaksud dengan pertumbuhan fisiologis adalah pertumbuhan organ-organ dalam, sedang yang dimaksud dengan pertumbuhan eksternal adalah pertumbuhan organ luar. Kedua pertumbuhan tersebut masing-masing memiliki tanda-tanda yang menunjukkannya. Hubungan keduanya adalah hubungan mempengaruhi terus-menerus. Pertumbuhan tubuh merupakan salah satu tanda pertumbuhan fisiologis.

a. Tanda-Tanda Pertumbuhan Fisiologis

Yang dimaksud dengan pertumbuhan fisiologis adalah proses-proses perkembangan intrinsik yang tidak dapat dilihat dengan mata kepala. Tanda-tandanya antara lain, seperti: pertumbuhan perut, kelenjar seksual, kelenjar otak, kelenjar buntu, kelenjar gondok, dan lain-lain.

  1. Pertumbuhan Organ

Para pakar psikologi amat berbeda pendapat dalam menentukan tanda-tanda pertumbuhan jasmani pada masa remaja. Mayoritas berpendapat bahwa pertumbuhan pada fase remaja sangat kacau, dan kekacauan ini merupakan salah satu sebab utama yang membuat remaja emosi dan duka memberontak. Diantara studi-studi ilmu psikolog, jarang ada yang mengatakan adanya keseimbangan pertumbuhan dan keharmonisan gerak pada masa remaja.

c. Gerak dalam Fase Remaja

Terdapat empat orientasi utama, yaitu: Pertumbuhan dimulai dari atas ke bawah (pertumbuhan tinggi dan lebar), Pertumbuhan dimulai dari bawah keatas, Pertumbuhan dimulai dari kaki-tangan kebadan, Pertumbuhan dimulai dari badan dan berakhir pada kaki-tangan.


B. Pertumbuhan Akal (Intelektual) Pada Fase Remaja

1. Karakteristik Pertumbuhan intelektual pada fase remaja

Pertumbuhan intelektual pada fase remaja berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada kuantitas dan kualitas kinerja akal. Itu karena kemampuan akal berkembang dengan lebih cepat bila dibandingkan dengan fase-fase sebelumnya, dimana kematangan akal menjadi lebih sempurna pad fase akhir ini. Perkembangan kemampuan akal ini merupakan faktor terpenting yang membantu remaja beradaptasi dengan dirinya dan lingkungan sosialnya. Syaratnya, tersedia pendidikan yang bagus serta pengarahan yang sesuai dengan fase ini dimana pertumbuhan akal memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan remaja selama terjadinya perubahan-perubahan fisik, mental, dan sosial. Kemampuan akal pada fase ini juga berjalan dalam garis pertumbuhan yang sejajar dengan usia remaja secara umum. Dan alurnya yang teratur tergantung pada pendidikan dan pengarahna yang baik.

  1. Pengertian Akal dalam Bahasa Arab

Dalam Lisanul-Arab, bahwa akal memiliki beberapa pengertian antara lain yaitu: berkisar pada suatu kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, antara yang berbahaya dan yang bermanfaat. Akal merupakan anugerah Allah yang khusus diberikan kepada manusia, tidak kepada makhluk-makhluk lain, agar membantu manusia memahami dirinya dan alam sekitarnya. Akal adalah alat manusia untuk memahami agama Allah yang dikehendakinya dan syariatnya yang diridhainya untuk hamba-hambanya, agar kehidupan mereka menjadi lurus dengan agama itu, maslahat-maslahat mereka tidak kontras dan saling berlawanan sehingga roda kehidupan menjadi kacau. Akal adalah alat manusia untuk merealisasikan tugas sebagai khalifah dimuka bumi dan menyingkap sebagian rahasia bumi serta mengambil manfaat dan karunia-karunia yang diletakkan Allah disana.

  1. Pengertian Akal dalam Al-Quran

Kata al-aql dengan bentuk mashdar tidak terdapat dalam al-quran akan tetapi kata ini disebutkan disana dalam bentuk-bentuk lain. Semuanya punya arti kemampuan untuk berpikir, berargumentasi dan memahami. Dia adalah ciri utama yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk yang lain.

  1. Pertumbuhan Akal (intelektual) Menurut para Psikolog

Terhadap kajian pertumbuhan intelektual pada fase remaja, para psikolog memberi perhatian yang sesuai dengan urgensinya sebagai salah satu unsur asasi dalam pembentukan kepribadian remaja. Bahkan, dia adalah asas pertama dalam menciptakan adaptasi yang benar bagi remaja dengan lingkungan sosialnya. Studi-studi mereka meliputi seluruh fungsi akal yang berkembang pada fase ini dengan cukup menonjol. Perubahan-perubahan yang mengguncangakn yang terjadi pada pertumbuhan fisik pada masa remaja dini sering kali beriringan dengan perubahan-perubahan yang sama pada pertumbuhan akal. perubahan-perubahan yang terjadi pada kemampuan intelektual remaja bisa dideskripsikan dari sisi kualitas maupun kuantitas. Dari sisi kuantitas misalnya: sesuatu yang disebut dengan kemampuan untuk membedakan dan membandingkan, kemajuan pertumbuhan akal yang dahulu diyakini telah sampai kepuncaknya dan setelah itu cenderung menurun secara bertahap.

Selain itu aspek-aspek kualitas dari pemikiran remaja belum terungkap secara intensif sebagaimana yang terjadi pada masa kanak-kanak. Kita menemukan hanya sedikit eksperimen tentang pertumbuhan bahasa, ingatan dan pemahaman pada masa remaja jika dibandingkan dengan eksperimen-eksperimen sejenis tentang masa kanak-kanak. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu jiwa mengenai tingkat-tingkat pertumbuhan akal menuju kesempurnaan pembentukan dan kemudian penurunan pada masa tua telah disinggung oleh alquran dalam sejumlah ayat sejak empat belas abad silam. ”dan Allah berfirman: ia mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui seseuatupun dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”(an-Nahl:78). Al-quran juga mengisyaratkan bahwa pembentukan akal pada fase-fase usia tua makin surut kebelakang sehingga kemampuan akan melemah sedikit demi sedikit.

  1. Ingatan Menurut para Psikolog

Para psikolog telah mengkaji masalah ”mengingat” sebagai salah satu kerja akal ynag terpengaruh oleh pertumbuhan umum pada masa remaja. Sejak dahulu diketahui bahwa masa kanak-kanak punya ciri ingatan yang cepat, dan ingatan ini mulai berkurang menjelang remaja. Akan tetapi, penelitian-penelitian mutakhir membalik konsep ini yang telah dipegang dalam kurun waktu yang lama. Studi-studi psikoloi modern menegaskan terjadinya pertumbuhan proses ingatan pada masa remaja, disamping tumbuh pula kemampuan remaja untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatnya. Kemampuannya untuk menghafal juga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Studi-studi tersebut menegaskan kesalahan pendapat yang mengatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa keemasan bagi proses mengingat. Ingatan terlalu kompleks untuk digeneralisasi seperti itu. Sebab, ingatan langsung berbeda dengan ingatan tidak langsung dan ingatan mekanis berbeda dengan ingatan maknawi. Demikianlah analisis mengantarkan kita sampai pada penjelasan mengenai berbagai ciri ingatan serta penegasan masing-masing ciri-ciri tersebut. Juga penjelasan sebab-sebab dari hasil-hasil penelitian mutakhir tentang kemampuan akal yang tidak sanggup mengungkap satu kemampuan yang mendominasi seluruh ciri ini, serta menafsirkan kegagalan teori bakat yang membahas ingatan sebagai sebuah bakat akal yang terlatih ketika kita melatih salah satu cirinya.

Pertumbuhan ingatan langsung terus berlanjut hingga mencapai puncaknya paad usia lima belas tahun, lalu melemah dan berkurang kecepatan, kekuatan, dan jangkauannya. Sedangkan, ingatan maknawi tetap meneruskan proses pertumbuhannya selama masa remaja dan dewasa. Ingatan seorang individu tentang berbagai hal terpengaruh oleh tingkat kesukaan dan kebenciannya oleh seberapa dia menyukai atau membenci sesuatu serta oleh emosi-emosi dan berbagai pengalamannya. Oleh karena itu ingatan langsung terhadap angka-angka dan kata-kata menjadi kurang begitu penting ketika kita mengukur kecerdasan setiap kali usia seseorang bertambah.

  1. Definisi Berpikir

    1. aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk memcahkan masalah, apapun tabiat berpikir tersebut baik aktivitas ini menuntut pemikiran yang lebih banyak atau lebih sedikit sesuai dengan tinggi rendahnya tingkat kesulitan masalah. Dengan demikian mencakup dua hal pokok : pertama, masalah yang dipaparkan, dan kedua, langkah ynag menentukan bagaimana seorang individu berhasil atau gagal menghasilkan respons yang tepat.

    2. Proses yang dijalankan oleh akal untuk menyusun pengetahuan-pengetahuannya dengan metode baru untuk memecahkan masalah tertentu.

    3. Proses mengambil informasi-informasi yang ditemukan dan mencampurnya dengan informasi-informasi yang diingat agar tersusun formasi baru dengan maksud mencapai hasil-hasil yang diinginkan dimasa depan.

    4. Berpikir adalah mempergunakan funsi-fungsi mental untuk memecahkan suatu problem. Solusi-solusi bagi problem tersebut dibuat dengan sebaik-baiknya lalu akal memilah-milahnya untuk mendapatkan solusi final.

    5. Berpikir adalah model aktivitas akal yang paling tinggi pada manusia. Berpikir adalah proses yang dijalankan oleh akal untuk mengkoordinasiakan pengetahuan-pengetahuannya dengan cara baru.

  2. Arti Berpikir

Berpikir adalah salah satu ciri khas yang menjadi keistimewaan makhluk yang bernama manusia yang diciptakan oleh allah untuk beribadah kepada-Nya, dan dia jadikan khalifah dibumi untuk memakmurkan dan mengambil faedah dari kekayaan bumi. Allah telah memuliakan manusia dan mengistimewakannya dari binatang dalam berbagai aspek mental. Motivasi manusia lebih banyak variasinya, perhatiannya lebih tajam, lebih cepat menerima pengajaran dan lebih tajam kecerdasannya. Lebih dari itu, fungsi mental yang asasi yang ada pada manusia dan tidak ada pada hewan adalah berpikir. Banyak psikolog yang menegaskan bahwa pikiran remaja terpengaruh oleh lingkungannya dan jenis-jenis aktivitas yang dilaksanakan disana. Hal itu mendorongnya untuk berpikir agar dia bisa beradaptasi secara benar dengan lingkungan sosialnya.

Pikiran remaja sangat terpengaruh dengan lingkungan. Pengaruh itu mendorongnya untuk melakukan berbagai jenis pembuktian dan pemecahan masalah sampai dia bisa mengadaptasikan dirinya dengan benar dengan lingkungannya yang serba kompleks dan berkembang sejalan dengan pertumbuhannya. Oleh karena itu, kita melihat urgensi pengetahuan yang luas tentang pertumbuhan pemikiran remaja.


  1. Pertumbuhan Emosi Pada Masa Remaja


  1. Pengertian Emosi dalam Bahasa

Emosi lahir dari peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dan mendapat respons jiwa. Bentuk emosi tersebut akan menyenangkan kalau peristiwanya menyenangkan dan memurungkan kalau peristiwanya tidak menggembirakan.

  1. Tanda-Tanda Pertumbuhan Emosi Pada Masa Remaja

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, masa remaja memiliki ciri khas sebagai fase pertumbuhan yang cepat yang meliputi seluruh aspek kepribadian remaja. Dan aspek mental memiliki uregensi dan tanda, sama halnya dengan aspek fisik pada fase ini. Remaja bukan lagi anak kemarin sore yang disuruh dan harus menurut dan menerima, tanpa memberinya pengertian tentang tabiat dan urgensi apa yang diperintahkan serta faedah-faedah yang akan terwujud bagi dirinya maupun masyarakatnya. Cukup bagi dia untuk menurut kalau dia menolak dia akan menerima hukuman yang biasa diterima oleh orang-orang yang melanggar perintah.

Ciri emosi pada masa kanak-kanak adalah simpel, artinya satu peristiwa membangkitkan satu emosi. Sementara pada masa remaja satu stimulus peristiwa terkadang memancing lebih dari satu emosi, misalnya dengan memancing dua atau lebih emosi. Jenis-jenis emosi yang berlebihan antara lain: Emosi Ujub yaitu salah satu emosi paling mencolok yang dialami remaja pada fase pertumbuhan ini, yang meliputi seluruh aspek kepribadiannya (fisik, mental, intelektual, hobi, kemampuan sosial serta ciri-ciri pertumbuhan yang lain). Emosi Ghurur yaitu sikap mental yang menunjukkan begitu besarnya keterkaguman remaja kepada kepribadiannya berikut berbagai kelebihan materi dan manawi yang dimilikinya. Emosi Takabur yaitu perasaan yang berkecamuk dala jiwa seseorang, mendorongnya untuk meninggikan dan melebihkan diri atas orang lain dan memakan haknya. Emosi Ketololan yang ditandai dengan kecuekan, gegabah, dungu, bodoh, dan perilaku yang kacau. Emosi Kemudahan yaitu emosi yang menunjukkan vitalitas remaja dan kemampuannya untuk menghadapi tuntutan-tuntutan kehidupan orang dewasa, menyelaraskan diri dengan lingkungan sosialnya, dan isu-isu umum yang dihadapi. Emosi Takut yaitu emosi yang terjadi dalam jiwa karena memprediksikan sesuatu yang dibenci yang akan terjadi atau karena memprediksikan sesuatu yang dicintai akan lenyap. Emosi Harapan yaitu menunggu sesuatu yang didambakan akan terjadi oleh remaja, dia adalah lawan ketakutan. Harapan pada fase remaja sangat banyak dan bervariasi. Alangkah banyaknya apa yang diharapkan oleh remaja pada fase perkembangan ini yang membawanya berada di cakrawala dunia baru.




  1. Pertumbuhan Emosi Menurut Para Psikolog

  1. Karakteristik Pertumbuhan Emosi pada Fase Remaja :

  1. Sangat Sensitif

Remaja sangat cepat terpengaruh oleh faktor-faktor pemicu emosi yang sanagat sepele sekalipun. Jadi, dia sangat sensitif, berperasaan halus. Air matanya mudah mengalir, dia tersentuh ketika orang mengkritiknya, walaupun kritik tersebut benar dan disampaikan dengan lembut. Dia sangat sensitif terhadap ceramah-ceramah agama, kisah-kisah sejarah, ataupun karya-karya sastra yang ia dengar. Perasaan yang sensitif ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon-hormon kelenjar; juga disebabkan oleh gangguan mendasar yang terjadi pada pemahamannya mengenai lingkungan, disamping juga disebabkan oleh pertumbuhan kerangka tubuhnya yang cepat. Perasaan sensitif juga disebabkan oleh ketidakmampuan remaja untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan yang kompleks dan dinamis, yang menuntutnya bersikap dan bertindak secra lebih matang dan lebih logis. Sementara dia sendiri masih tidak mampu mengendalikan secara sempurna tubuh dan ekspresi-ekspresinya atau menguasai emosi-emosi yang berkecamuk didalam dirinya yang belum mencapai fase kestabilan dan keseimbangan. Remaja adalah individu biasa, tidak cenderung keras kepala dan nyeleneh, baik dari dorongan dirinya maupun akibat proses pertumbuhan organ intrinsik yang berupa gangguan keseimbangan hormon-hormon kelenjar, ditambah lagi dengan ketidakmampuannya beradaptasi dengan lingkungannya yang dinamis. Itu karena pendapat-pendapat ini belum dibuktikan kebenarannya hingga kini. Juga klaim-klaim tersebut merupakan isu-isu fase remaja yang menjadi perdebatan para psikolog. Diantara mereka ada yang mengembalikannya kepada faktor perkembangan fisik sementara yang lain mengembalikannya kepada pengaruh lingkungan sosisl terhadap kepribadian mereka.



  1. Tanda-Tanda Putus Asa dan Depresi

Remaja mengalami emosi-emosi yang saling bertentangan dan tidak stabil. Dia berusaha menutupinya karena takut diketahui orang lain. Inilah yang membuatnya merasa gagal. Sering kali hal itu membuatnya mengisolasi diri dan cenderung menyendiri untuk hidup bersama kesedihannya, kegelisahannya, serta cita-citanya yang muluk yang dia bangun di khayalannya yang luas tapi begitu cepat hancur berantakan sebelum menjadi kenyataan. Ini yang membuatnya muram, menjauhkan diri dari teman-temannya, tidak ikut serta dengan mereka dalam kegiatan massal atau hobi. Remaja paham benar bahwa kelemahan finansialnyalah yang menghalanginya berprestasi. Bisa jadi keputusasaan sedemikian menguasainya sehingga mendorongnya berpikir untuk mengahabisi hidup dan bebas dari beban-beban hidup yang tidak tertahankan. Karena itulah banyak terjadi peristiwa-peristiwa bunuh diri dalam masyarakat-masyarakat bebas nilai karena dia kehilangan harapan untuk hari ini dan hari esoknya.

Pendidikan islam yanga benar menanamkan semangat kebersamaan dalam jiwa remaja dan membiasakannya berkumpul dengan teman-temannya dan orang-orang lain yang lebih tua atau lebih muda usianya dari dia. Itu karena remaja sejak baliq secara syariat telah menjadi mukallaf. Dan ini berarti dia kerap mengahadiri shalat jamaah, ikut shalat jumat, dan ceremonial-ceremonial keagamaan lainnya. Hal ini tentu membiasakannya dengan semangat berjamaah dan membuang sikap isolasi diri. Seorang muslim seyogianya berusaha sebisa mungkin untuk menunaikan shalat fardhu dengan berjamaah, dengan harapan mendapat tambahan pahala dan keutamaan. Pendidikan islami yang benar mencegah datangnya keputusasaan dan depresi,tidak membiarkan hal itu menguasai perilaku emosional remaja. Keputusasaan tidak punya tempat dalam hati orang mukmin karena dia yakin bahwa rezekinya tidak akan luput atau berkurang dari kadar yang ditetapkan oleh Allah. Dan karena itu dia selalu dalam keadaan baik-baik saja, entah dalam keadaan senang maupun susah. Disamping itu, dia juga tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam imajinasi, membuang waktu untuk sesuatu yang merugikan dan tidak bermanfaat. Dia justru bekerja secara nyata, berusaha mencari rezeki yang halal.

  1. Berontak dan Membangkang

Remaja percaya bahwa orang-orang tidak memahaminya, padahal dia telah menjadi pemuda. Dia merasa bahwa kedua orang tuanya atau pengganti mereka hendak menguasainya seolah-olah dia masih bocah. Dia memandang mereka adalah generasi lama, merasa bahwa masyarakat tidak membantunya merealisasikan cita-citanya. Bantuan keluarganya dia tafsirkan sebagai intervensi, nasihat dia pahami sebagai keotoriteran dan penghinaan. Dia ingin membuktikan eksistensi dan kepribadiannya dengan membangkang dan memberontak. Jadi sikap remaja yang suka menantang, ekstrinsik, membantah, menyimpang dan melawan sistem dan etika yang dihormati oleh masyarakat dianggap sebagai fenomena positif drai pemberontakan dan pembangkangan. Remaja terkadang mengambil tindakan negatif, dengan lari dari rumah, menarik diri dari kehidupan sosial. Pada remaja yang pendidikannya salah atau diabaikan tanpa pengarahan dan pendidikan, kecenderungan untuk berontak dan membangkang adalah wajar karena kemampuan intelektualnya tidak membantunya menguasai dan mengendalikan emosi-emosi mentalnya pada saat pertumbuhan yang cepat.

  1. Bebas

Remaja memperturutkan ledakan emosinya sehingga dia bertindak serampangan, melakukan sesuatu kemudian meninggalkannya dengan lemah dan ragu-ragu, dan dia menyalahkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, dia mudah mengikuti perilaku yang sedang marah sehingga terkadang dia sendiri sampai celaka. Kadang kala salah satu dorongan emosi menguasainya, sehingga dia tertawa terbahak-bahak ketika salah seorang temannya membisikkan sebuah cerita lucu sementara mereka berdua sedang mendengarkan khotbah jumat atau sedang berjalan mengantar jenazah sseseornag ke kuburan. Lalu dia menyesali perbuatannya, memaki dirinya, dan berubah menjadi murung dan kalut.

Tidak ada yang membantah bahwa fase remaja adalah fase kebebasan dan vitalitas. Remaja cenderung beraktivitas dan bergerak. Sering kali kecenderungan dan emosinya itu mendorongnya untuk bebas bergerak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sanggup dilaksanakannya atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Dibalik kesembronoan tindakannya itu tersembunyi keinginan kuat untuk menarik perhatian orang kepadanya, barang kali dia mendapatkan pengakuan komunitas orang dewasa disekelilingnya tentang tingkat pertumbuhan yang sedang dituju oleh kepribadiannya. Oleh karena itu dia menunggu mereka memperlakukannya sebagai seorang dewas yang matang. Sering kali remaja tidak melihat tingkat kemampuan dan keahliannya sendiri, sehingga usahanya gagal berantakan. Dan tidak diragukan bahwa kegagalan usaha yang semula hendak dijadikan remaja sebagai penarik perhatian orang kepada dirinya, berdampak negatif terhadap pertumbuhan emosionalnya dan tingkat adaptasinya dengan diri dan dengan lingkungan sosialnya. Cepatnya remaja mengikuti massa yang mengamuk merupakan tanda emosional untuk tujuan yang dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, kita melihat para remaja berada dibaris terdepan dari setiap massa yang sedang marah.

Pendidikan islam yang benar tidak membiarkan remaja tenggelam dalam kekalutan dan kecemasan serta merasa hina dan rendah melainkan membukakan baginya pintu harapan, rahmat, dan ampunan serta menunjukkannya jalan yang mesti dilaluinya apabila kakinya terperosok kedalam lumpur perbuatan haram. Dan jalannya menuju ampunan dan rahmat serta karunia Allah adalah dengan bertobat, kembali kepadanya, beristighfar atas dosa-dosanya, apapun dosa atau maksiatnya. Sebab didepan rahmat allah tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, asalkan tobat pelakunya benar. Jadi tidak perlu putus asa dan murung. Apabila remaja muslim terlanjur melakukan pelanggaran atau dosa itu tidak berarti dia terkutuk, tidak diterima, tidak disambut. Allah pasti mencurahkan rahmat dan karunianya begitu dia kembali kejalan yang benar dan bertobat kepada allah dari dosanya serta menyesali perbuatannya. Pendidikan islam tidak berhenti hanya sebatas mengobati kesalahan setelah terjadinya dan berusaha membersihkan jiwa dari efek-efek negatif yang ditimbulkannya. Dia justru menitikberatkan pada pembangunan dasar-dasar pendidikan akhlak, perilaku, dan emosi dalam jiwa anak-anak sejak masih kecil. Oleh karena itu, penyimpangan-penyimpangan perilaku seperti ini sangat jarang terjadi dalam masyarakat muslim yang memberi perhatian kepada pendidikan anak dan membiasakan mereka dengan etika-etika dimasjid, terutama etika mendengarkan khotbah atau ceramah.

  1. Emosi-Emosi Remaja Menurut Para Psikolog

  1. Emosi Ketakutan

Para remaja kadang takut terhadap benda-benda konkret, terkadang pula ketakutan mereka terkait dengan hubungan-hubungan sosial, seperti pertemuan dengan orang lain. Ketakutan-ketakutan sosial ada dua bentuk, yaitu gugup dan malu. Biasanya sebab-sebab yang umum mengakibatkan kegugupan adalah ketegangan yang berkaitan dengan individu-individu dari lawan jenis, perbuatan tertentu yang menjadikan remaja sebagai bahan tertawaan atau pelecehan orang lain. Al-quran menunjukkan manusia kepada cara menenangkan ketakutannya terhadap sesuatu yang diketahui dan yang tidak diketahui (khayalan, miasalnya) untuk mengurangi dampak-dampak negatif dari emosi ketakutan. Allah berfirman, ”katakanlah aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh dari kejahatan makhlukny, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir .. ” (al-Falaq: 1-5).

Kegelapan memang menakutkan (pada seluruh fase umur) karena terkadang dia menyembunyikan musuh yang tiba-tiba menyerang atau menjadi sebab tersesat. Oleh karena itu, kegelapan mendatangkan ketakutan manusia kepada semua yang merayap diatas bumi karena dia membayangkan mengalami hal yang tidak menyenangkan. Islam mendidik putra-putranya untuk mencintai kelompok dan membangun dalam jiwa mereka semangat kebersamaan/sosial. Itu dimulai sejak masa kanak-kanak, oleh karena itu ketakutan terhadap hubungan-hubungan sosial tidak ada pada fase remaja. Jadi padaa saat itu tidak ada sikap malu-malu atau gugup. Adapun bahwa remaja takut bertemu orang atau berkumpul bersama mereka terutama dengan orang yang memiliki keterampilan lebih banyak atau yang berwatak keras menujukkan kelemahan dalam pendidikan atau kesalahan dalam salah satu programnya. Kemampuan setiap individu dalam menguasai keterampilan dengan berbagai jenisnya berbeda-beda. Ini adalah kenyataan yang mesti diketahui sebaik-baiknya oleh remaja. Orang yang unggul dalam suatu keterampilan, terkadang tidak punya kepandaian dalam keterampilan yang lain. Kadang orang yang kalah olehnya dalam keterampilan yang pertama lebih unggul darinya dibidang ini. Ini adalah fakta yang sudah terbukti. Oleh karena itu remaja tidak sepatutnya takut untuk berkumpul bersama orang yang punya lebih banyak keterampilan selama dia lebih unggul dari mereka dalam satu atau beberapa keterampilan yang lain. Jadi, setiap orang dapat memainkan perannya masing-masing.

  1. Emosi Cinta

Para psikolog memberi perhatian kepada perkembangan cinta pada fase remaja, lebih dari perkembangannya pada fase kanak-kanak. Mereka juga memberi perhatian kepada kajian tentang topik-topik cinta pada setiap fase. Cinta adalah reaksi emosional yang dibangun lewat hubungan-hubungan yang menyenagkan. Pada fase remaja, cinta berhubungan dengan orang-orang dan dalam sejumlah kecil kasus berhubungan dengan hewan-hewan peliharaan. Akan tetapi, sama sekali dia tidak berhubungan dengan mainan, atau benda-benda tidak hidup sebagaimana terjadi pada fase kanak-kanak. Remaja adalah pemuda yang akrab dengan orang-orang dan berusaha keras untuk akrab dengan mereka. Dia merasa bahagia dan puas kalau dia dekat dengan orang-orang yang dicintainya. Dia berusaha mengokohkan hubungan cinta kasih antara dia dan mereka. Substansi cinta adalah kecenderungan jiwa yang membawa seseorang condong kepada sesuatu dan seseorang yang dicintainya. Dia terkait erat dengan muatan emosional yang kompleks. Muatan emosional ini unsur-unsurnya harmonis dan bertujuan membangun hubungan-hubungan erat yang menghubungkan individu dengan pilar-pilar dunia sekelilingnya. Oleh karena itu cinta sangat terkait erat dengan dorongan seksual dan fase-fase berikutnya secara bertahap berkembang dari cinta diri sendiri (egoisme) kecinta kepada lawan jenis.

Islam sendiri adalah agama yang fitrah, tidak dipungkiri dan tidak merendahkan cinta seksual. Dan karena itu dia tidak melarang pemuda mencintai gadis. Islam hanya mengatur emosi ini dalam bingkai perkawinan dan pembinaan kehidupan bersama yaitu pembangunan keluarga. Oleh karena itu islam tidak membenarkan remaja muslim mencintai beberapa lawan jenis, kemudian memilih salah satu diantara mereka sebelum dewasa dan betul-betul matang. Islam memandang permisifisme dan kebebasan seksual sebagai sesuatu yang kotor. Karena itu dia mengecam kalau para pemuda dan pemudi bertemu baik berkelompok atau individu-individu ditempat-tempat rekreasi dan lain-lain. Agar mereka tidak menyelewengkan emosi cinta yang fitri dari jalurnya yang asli.


D. Pertumbuhan Sosial Pada Fase Remaja

1. Pertumbuhan Sosial dalam Al-quran dan As-sunnah

Al-quran mengatur perbuatan-perbuatan remaja dan hubungan-

hubungannya dengan anggota masyarakat serta membekalinya dengan kemampuan untuk ikut merasakan kegembiraan dan kesedihan yang dirasakan orang lain. Kemampuan ini adalah salah satu faktor yang memungkinkannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial tempat dia hidup. Pendidikan sosial dalam al-quran meliputi pembinaan dan pembentukan individu yang berakhlak tinggi agar dia menjadi pembuka kebaikan dan penutup kejahatn pada setiap waktu, menyucikan jiwa remaja dari semua akhlak rendah, memperkuat didalam dirinya faktor-faktor pendorong amal shaleh. Hal itu tidak akan terealisasi tanpa pengembangan pemahaman akhlak dan perilaku sosial agar terbuka baginya kesempatan untuk mengetahui hikmah prisip-prinsip akhlak dan agar dia bisa membedakan antara perilaku yang baik dan yang buruk.

2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pertumbuhan Sosial pada Fase Remaja

a. Keluarga

Ayah dan ibu bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka dan kesalehan anak-anak mereka pun terkait dengan kesalehan mereka berdua. Kalau ayah atau ibu menyeleweng dari jalan Allah yang lurus yang dia ridhai bagi hamba-hambanya, anak-anak akan mengikuti mereka. Karena itu merka berdua menanggung dosa perbuatan mereka dan perbuatan anak-anak mereka. Namun, mereka berdua tidak menanggung dosa anak-anak mereka kalau mereka berdua shaleh dan melaksanakan kewajiban mereka dalam merawat dan mendidik yang benar kepada anak-anak. Islam mewajibkan para ayah dan ibu untuk berusaha secara kontinu memperbaiki perasaan-perasaan dan karakter anak-anak mereka yang remaja. Juga membiasakan mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan dan etika-etika sosial, agar hal itu membantu mereka beradaptasi secara baik dengan anggota-anggota masyarakat.

b. Guru Muslim

Kepribadian guru muslim merupakan faktor sangat penting yang berpengaruh terhadap kepribadian remaja, karena guru menempati kedudukan yang agung dalam jiwanya dan karena guru memiliki potensi-potensi dan kemampuan-kemampuan mental dan ilmiah yang memungkinkannya melaksanakan misi-misi pendidikannya. Juga karena guru memiliki sifat-sifat terpuji sebagai bingkai baginya untuk melaksanakan aktivitas pendidikannya. Keteladanan yang baik merupakan sifat yang paling utama dari sifat-sifat ini, karena dia memberi pengaruh yang sangat kuat kepada mental remaja. Karena bagi guru yang menjadi teladan shaleh mudah untuk mewujudkan idealisme anak khususnya remaja.

Guru muslim memberi perhatian kepada anak didik dari segala aspek: ilmu, perilaku, pendidikan. Dari sini, dia harus mengetahui tujuan-tujuan dan metode-metode pendidikan islam, memberi apa yang dia bisa untuk mengaplikasikannya kedalam corak-corak perilaku sosial remaja, serta berusaha menyucikan jiwa dengan meninggalkan dosa baik yang lahir maupun yang batin. Sebab hal itu terhitung fondasi untuk mendapatkan akhlak yang terpuji dan perilaku yang lurus sesuai dengan ajaran pendidikan islam. Guru muslim juga harus berusaha merangsang stimulus-stimulus perilaku sosial dan akhlak mulia dan ikut serta bersama murid-muridnya melakukan beberapa bentuk kegiatan sosial. Misalnya, menjenguk orang-orang sakit, mengumpulkan sedekah, membagikannya kepada orang-orang miskin, serta dia harus ikut bersama mereka dalam kegiatan-kegiatan eksperimen dan memberi mereka segala bantuan yang mereka perlukan.

c. Teladan yang Baik

Pendidikan dengan teladan yang baik memiliki dampak yang sangat efektif kepada perilaku sosial remaja. Itu adalah dampak ynag wajar karena fase remaja memiliki ciri khas berupa kematangan intelektual yang mengiringi fase perkembangan ini. Pada dua fase perkembangan sebelumnya, kemampuan intelektual anak didik memungkinkan mereka membedakan secara jelas antara perkataan dan perbuatan serta membedakan apakah ada kesesuaian antara perkataan dan perbutaan atau tidak.

d. Ibadah-Ibadah Fardhu

Ibadah-ibadah fardhu dan sunnah berpengaruh nyata dalam hubungan-hubungan sosial remaja. Ibadah-ibadah ini (shalat, puasa, haji, zakat) mengatur perilakunya, amalnya, pikirannya dan perasaannya. Ibadah-ibadah ini mendorongnya untuk melakukan kebaikan dalam hal-hal yang patut, mencegahnya melakukan perbuatan yang tidak layak dalam hubungan-hubungannya dengan anggota masyarakat. Ibadah disyariatkan untuk mendidik jiwa dan membina semangat persamaan dan semangat kebersamaan tanpa mengganggu orang lain. Kalau ibadah tidak merealisasikan tujuan-tujuan tersebut, ia tidak bisa disebut ibadah dan tidak diterima Allah, bahkan mendatangkan celaan bagi pelaku. Sebagai contoh shalat misalnya, yang merupakan ibadah individual yang paling nyata. Al-quran menyebutkan bahwa shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman, ”Sesungguhnya shalat mencdegah perbuatan keji dan mungkar.” (al-Ankabuut: 45). Kalau shalat tidak mencapai tujuan ini, ia tidak diterima. Kalua seseorang shalat tapi masih makan harta ornag lain, maka shalatnya tidak diterima. Dia nanti akan dihisab dan mendapat siksa dari Allah.

3. Karakteristik Perilaku Sosial Remaja

a. Setia kepada Teman Sebaya

Remaja terikat sangat erat dengan kelompok teman sebaya. Dia berupaya kerasa untuk bergabung dengan mereka dan berjuang untuk mengokohkan kedudukannya disana, serta mengadopsi nilai-nilai perilaku yang dipegang oleh kelompoknya dengan sepenuh jiwa, perasaan, dan kesetiannya.

b. Keinginan untuk Menegaskan Jati Diri

Seiring perkembangan remaja, perilakunya memperlihatkan keinginan untuk menegaskan jati diri. Dalam pandangannya dia bukan lagi seorang anak kecil yang tidak dibolehkan untuk berbicara atu mendengar. Remaja pada pertengahan fase remaja berusaha memiliki kedudukan ditengah kelompoknya.

c. Keinginan untuk Melawan Otoritas

Salah satu ciri khas perilaku remaja adalah keinginan untuk melawan kekuasaan. Ada sebab-sebab yang mendorong remaja memberontak terhadap otoritas keluarga, sekolah dan masyarakat umum. Melawan otoritas dalam berbagai tingkatannya memiliki beberapa ciri: memberontak, membangkang , protes, marah, mengancam untuk lari dari rumah atau mencoba mencari kerja dan meninggalkan keluarga. Perlawanan para remaja putri terhadap tradisi keluarga lebih sedikit daripada remaja pria.

4. Kecenderungan Sosial Remaja

a. Remaja Cenderung Mengkritik dan Ingin Memperbaiki

Sangat umum pada fase remaja kita temukan remaja mencari kesalahan-kesalahan orang lain, cenderung mengkritik tingkah laku orang lain. Dia tidak menganggap kritikan sebagai sesuatu yang negatif. Anda mendapatinya tidak segan-segan mengungkapkan apa yang dia rasakan. Kritikan ini adakalanya dibarengi dengan saran praktis untuk memperbaiki. Kecenderungan ini tidak terbatas pada kelompok manusia atau lembaga tertentu yang remaja berinteraksi dengannya.

b. Keinginan untuk Membantu Orang Lain

Semakin bertambah pengetahuan remaja, semakin bertambah pula pemahamannya akan masalah-masalah sosial masyarakat, selain distribusi kekayaan, kemiskinan dan tekanan atas kaum lemah. Akibatnya orientasinya kepada orang lain berubah menjadi orientasi kemanusiaan

c. Memilih Teman

Remaja memilih sendiri teman-temannya. Dia tidak mau orang tuanya turut campur tangan dalam hal ini.



d. Cenderung untuk Memimpin

Pada fase remaja ada banyak aspek, masing-masing aspek memerlukan pemimpin yang memenuhi syarat-syarat khusus. Jenis-jenis kepemimpinan pada fase remaja antara lain: Kepemimpinan Sosial, Intelektual, dan olahraga.





BAB II

PENDIDIKAN KOMPONEN TERPENTING DARI KEPRIBADIAN REMAJA



A. Definisi Kepribadian

1. Kepribadian adalah kumpulan aktivitas yang dapat diungkap dengan melakukan penelitian nyata selama tempo yang panjang yang mengizinkan untuk menyediakan materi yang dapat dijadikan tumpuan.

2. Kepribadian adalah manajemen yang konstan dengan tingkat yang beragam terhadap potensi-potensi yang terdapat pada individu, dan potensi-potensi tersebut membantu menentukan respons individu dalam berbagai situasi.

3. Kepribadian berarti integritas mental dan sosial bagi perilaku menusia. Kebiasaan-kebiasaan perbuatan, perasaan, orientasi dan pikiran mengungkapkan integritas ini.

4. Kepribadian adalah gabungan dari watak, kecenderungan, berahi dan insting dan insting biologis, demikian pula kecenderungan-kecenderungan dan orientasi-orientasi yang diperoleh lewat pengalaman.


Faktor-faktor yang menentukan kepribadian bisa diklasifikasikan kedalam dua kategori utama yaitu: Faktor Genetika yang muncul dari pribadi individu sendiri, dan Faktor Lingkungan yaitu faktor yang muncul dari lingkungan eksternal (sosial dan budaya).


B. Pendidikan Motivasi

1. Definisi Motivasi Menurut Beberapa Tokoh

Motivasi adalah potensi fitrah yang terpendam, yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan kepada dirinya atau memuaskan kebutuhan primernya.

Motivasi didefinisikan oleh Dr. Muhammad Utsman Najati sebagai kekuatan penggerak yang membangkitkan vitalitas pada diri makhluk hidup, menampilkan perilaku dan mengarahkannya kesatu atau beberapa tujuan tertentu.

Oleh Dr. Nabiil as-Samaluuthy, motivasi diartikan sebagai kondisi internal (fisik ataupun mental, fitrah maupun perolehan) yang merangsang perilaku, menetukan jenis dan orientasinya dan mengantarkannya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dapat memuaskan salah satu aspek dari kehidupan manusia.

2. Urgensi Motivasi

Motivasi melaksanakan fungsi yang penting bagi makhluk hidup. Motivasi berfungsi menjaga kelangsungan fungsi-fungsi fisiologis yang signifikan bagi kehidupan makhluk (manusia atau hewan) dan menyuplainya dengan energi yang diperlukan. Pada dirinya, remaja melihat keagungan tuhan yang menciptakan dengan fitraj bergerak secara otomatis untuk mendorong manusia secara paksa apabila dia tidak merespons dorongan fitrah tersebut dengan penuh kesadaran. Proses penciptaan keseimbangan internal terjadi secara hampir otomatis, tanpa intervensi dari perasaan atau kesadaran manusia dalam mengarahkan dan menggerakkannya.


3. Macam-macam Motivasi

Para psikolog membagi motivasi kedalam dua kelompok:

a. Pertama: motivasi fitrah (primer atau fisiologis) yaitu potensi-potensi alamiah yang dibawa seorang individu sejak dia dilahirkan misalnya, motivasi lapar, haus, seks dan lain-lain. Motivasi-motivasi ini menciptakan keseimbangan bagi kebutuhan-kebutuhan fisiologis tubuh.

Yang terbagi menjadi:

1. Motivasi Mempertahankan Diri

Misalnya, Motivasi lapar, motivasi haus, motivasi rileks, motivasi Panas dan dingin, serta motivasi menghindari sakit.

2. Motivasi Pemeliharaan Genus

Misalnya, Motivasi Seksual, dan motivasi keibuan.

b. Kedua motivasi perolehan meliputi motivasi mental, sosial, dan intelektual. Motivasi-motivasi ini diperoleh individu selama dia berinteraksi dengan lingkungan sosial tempat dia hidup. Motivasi ini diwarnai oleh pola-pola perilaku yang berkembang dan dominan dimasyarakat. Misalnya, Motivasi Cinta dan kasih sayang, motivasi loyalitas kepada masyarakat mualim, Motivasi untuk memikul tanggung jawab, dan motivasi pemilikan.

4. Kajian Mengenai Beberapa Motivasi

a. Suka Menguasai

yaitu motivasi yang mendorong seseorang untuk ingin mengungguli dan mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang bisa membuatnya menguasai orang lain. Diiringi dengan emosi arogansi yaitu perasaan bangga dengan kemenangan, keunggulan, dan penguasaan.

b. Motivasi Permusuhan

permusuhan adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud menyakiti atau menghancurkan orang lain, harta benda. Menurut pakar psikolog Hellegard, jenis permusuhan ada dua yaitu: Permusuhan Ofensif yang dilakukan untuk menyakiti orang lain. Dan permusuhan Sarana yang dilakukan untuk memperoleh imbalan dan bukan menyakiti korban baik dengan cara memperoleh sesuatu yang diinginkan maupun menghindari suatu keadaan yang tidak dikehendaki. Islam menangani motivasi permusuhan dengan membina, meluruskan dan mengarahkan untuk mencegah seseorang terjerumus kedalam perilaku permusuhan. Dia juga menanganinya dengan menetapkan hukuman yang setimpal bagi setiap perilaku permusuhan.

c. Motivasi Berperang

yaitu dorongan makhluk hidup untuk menyerang demi membela kehidupannya, kehormatannya, tanah airnya, atau demi memperoleh makanan yang dia halangi untuk mendapatkannya. Generasi muda harus dididik untuk mengendalikan diri ketika marah. Mereka harus dibina agar insting berperang itu tidak menyeleweng. Allah hanya memerintahkan kaum mukminin berperang untuk menyebarkan dakwah islam, mengakkan syariat dalam kehidupannya. Allah melarang melakukaan permusuhan dalam segala bentuknya. Prinsipnya tidak boleh ada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zalim, yang menzalimi diri mereka sendiri (dengan menentang Allah dan Rasul-Nya) dan menzalimi orang lain (dengan menghalangi mereka dari jalannya dan menghalangi mereka untuk mendapat hidayah Tuhan mereka) maka dari itu mereka pantas menerima azab (dengan dibunuh dan mendapat kekalahan di dunia serta kekal di neraka jahanam di akhirat).

d. Motivasi Vitalitas dan Rangsangan

Makhluk-makhluk hidup tidak hanya melakukan perbuatan-perbuatan yang menjaga kelangsungan hidupnya dan genusnya, melainkan juag berusaha mengenal lingkungan disekitarnya dan berusaha mengendalikan lingkungan agar dapat beradaptasi dengannya dan meningkatkan aktivitasnya.

e. Motivasi Pencapaian

Motivasi pencapaian berbentuk keinginan untuk melakukan perbuatan dengan baik dan sukses dalam mengerjakannya dengan ciri-ciri: ambisi, senang dengan persaingan, keinginan kuat untuk bekerja secara independen, menikmati saat-saat menghadapi dan memecahkan problem serta mengutamakan hal-hal penting yang mengandung spekulasi sedang daripada hal-hal penting yang hanya mengandung spekulasi kecil atau mengandung spekulasi yang sangat besar.

f. Motivasi-Motivasi Bawah Sadar

Alam bawah sadar merupakan salah satu dari sekian level kehidupan mental. Dengan pengertian ini, bawah sadar berarti akumulasi dari berbagai peristiwa mental yang tidak terjangkau oleh alam sadar. Dr. Muhamammad Najaati mengatakan ”banyak perilaku kita yang terjadi tanpa kesadaran yang sempurna dari kita mengenai sebab-sebab hakiki yang mendorongnya. Keinginan itu berusaha muncul didalam kesadaran dengan berbagai cara, akan tetapi diam menemukan perlawanan yang menghalanginya mucul karena akan menimbulkan kekecewaan”.

5. Mengubah Motivasi

Allah menciptakan manusia dan membekalinya dengan motivasi-motivasi yang menggerakkanya untuk melakukan proses-proses pemenuhan yang menjadi sarana untuk mempertahankan eksistensinya agar tidak binasa. Islam adalah agama fitrah. Dia memenuhi motivasi-motivasi fitrah, sosial maupun mental, tidak merendahkannya dan menganggapnya hina, tidak mengajari untuk memandang jijik kepadanya atau mengajak untuk menjauhinya. Akan tetapi dia mengaturnya, menyediakan untuknya iklim yang sesuai yang membnatu pencapaian tujuan-tujuannya. Dia sudah mempertimbangkan bahwa banyak individu karena tabiat dan urusan-urusan kehidupan tidak memungkinkan mereka untuk memenuhi motivasi-motivasi mereka dengan cara yang legal yang menjamin keamanan dan stabilitas masyarakat. Pandangan para pakar psikologi mendekati sebagian aturan islam mengenai masalah mengubah motivasi-motivasi yang tidak terpenuhi karena masyarakat menentukan ruang lingkup pemenuhannya. Individu-individu yang tidak mampu mengadakan pemenuhan dengan cara-cara ynag legal yang diterima oleh agama dan masyarakat bisa jadi dibiarkan memndam motivasinya atau mengalami kompleks mental, atau penyakit-penyakit saraf; atau mereka diberi jalan keluar yang melindungi mereka dari dampak negatif perkembangan dan kompleks mental. Jalan keluar ini mereka namakan pengubahan dan peninggian motivasi. Berikut ini pemaparan ringkas tentang sebagian pernyataan mereka :

a. Justifikasi

merupakan proses pembelaan diri yang tidak disadari. Dengan itu, seorang individu bermaksud mengemukakan alasan-alasan yang tampaknya logis bagi akal, akan tetapi sebenarnya bukanlah merupakan sebab hakiki. Contohnya: seorang murid yang nilai akademisnya rendah yang berdalih bahwa gurunya tidak berkualitas atau kurikulumnya sulit atau sebab-sebab lain yang dia jadikan alasan kegagalannya. Menganggap justifikasi sebagai cara mempertahankan diri secara tidak sadar yang berguna untuk meringankan ketegangan ketika suatu saat motivasi tidak bisa dipenuhi.

b. Isqaath

yaitu trik logis defensif bawah sadar dimana seorang individu menembak orang lain dengan sifat-sifat tercelanya. Dia mengecap orang lain dengan sifat-sifat yang ada dalam dirinya yang tidak disukainya. Contohnya: orang kikir mengecap orang lain kikir juga atau seorang yang egois mengecap orang yang berinteraksi dengannya sebagai orang egois. Isqaath lebih keji daripada buhtaan (menyebut orang lain dan mengecapnya dengan suatu sifat tercela yang sebenarnya tidak terdapat dalam dirinya) karena isqaath lebih dari sekedar buhtaan.

c. At-Taqammush

yaitu usaha bawah sadar yang dilakukan seorang individu tanpa kehendak. Adakalanya seseorang secara tidak sadar ingin meleburkan kepribadiannya secara total kedalam kepribadian orang lain. Dengan begitu seorang individu meniru kepribadian orang yang dia sukai dan kagumi.

d. Al-Ibdaal

merupakan cara pertahanan diri terbaik dalam memecahkan problem dan mengurangi ketegangan tanpa mengakibatkan orang lain mengetahui motivasi-motivasi dalam dirinya yang tidak dapat diterima masyarakat. Dengan cara ini, seorang individu berusaha mencapai tujuan-tujuan yang baik yang berbeda dengan tujuan-tujuan aslinya yang tidak bisa diterima masyarakat itu.


C. Pendidikan Emosi

1. Pengertian Emosi dalam Al-Quran

Al-quran menyitir beberapa bentuk emosi gembira maupun emosi yang mengakibatkan mudharat. Untuk yang pertama, al-quran menganjurkannya dan memberi rangsangan-rangsangan untuk mendorong orang kepadanya. Sedangkan untuk yang kedua, dia memperingatkan untuk tidak berlebihan dan memberi petunjuk mengenai cara-cara meredakannya serta tahapan-tahapan penyembuhan dan pembebasan dari pengaruhnya.

2. Urgensi Pendidikan Emosi Remaja

Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang sangat cepat ke arah pengejawantahan identitas pemuda dan peledakan energi-energi yang terpendam. Akan tetapi masa ini juga berbahaya kalau menyeleweng dari perilaku yang lurus dan menjauh dari tujuan yang diidamkan. Emosi yang luar biasa adalah salah satu bahaya masa remaja. Itu karena dia mengubah remaja menjadi sebuha sosok baru dalam penampilan fisiknya.

Perhatian pendidikan Islam terhadap emosi diarahkan kepada respons terhadap peristiwa-peristiwa yang membangkitkan emosi. Pendidikan islam tidak bertujuan membebaskan individu dari emosi karena emosi memang mempunyai pengaruh positif yang vital bagi kehidupan kita.

3. Pengendalian Emosi

Proses pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan yang normal agar respons kita terhadap faktor-faktor pemicu emosi menunjukkan tingkat intelektualitas kita dan kestabilan emosi kita. Dan karena prosse pengendaliaan emosi sangat penting, para psikolog memberinya perhatian besar. Banyak diantara mereka memanfaatkan teori yang diajukan oleh pemikir muslim mengenai bidang-bidang dan cara-cara pengendalian tiap emosi. Contoh-contoh pengendalian emosi diantaranya yaitu:

a. Mencegah marah dengan memperingatkannya sebelum terjadi

b. Membaca Ta’awwudz dan Berwudhu


D. Pendidikan Intuisi

1. Pengertian Intuisi secara Etimologi

Secara etimologi intuisi yaitu Kekerabatan, rasa kasih sayang. Dalam ilmu jiwa intuisi yaitu kesiapan mental seseorang untuk merasakan emosi-emosi tertentu dan melakukan perilkau tertentu dalam menghadapi suatu ide.

2. Macam-Macam Intuisi

Ada dua kategori utama yaitu:

a. intuisi berdasarkan jenisnya, antara lain yaitu intuisi cinta adalah suatu dorongan yang timbul di setiap individu untuk melakukan objek intuisi. Dan intuisi kebencian yaitu yang mendorong pemiliknya untuk menahan diri dan menjauhi objek intuisi.

b. intuisi berdasarkakn objeknya, antara lain yaitu intuisi yang berkaitan dengan nilai-nilai idealis. Intuisi komunal yaitu intuisi yang objek-objeknya berkisar seputar komunitas tertentu. Dan Intusi individual yaitu yang terarah kepada individu tertentu.

3. Urgensi Pendidikan Intuisi

Pendidikan intuisi mempunyai urgensi yang besar dalam kehidupan seorang muslim secara umum dan dalam kehidupan remaja muslim secara khusus. Itu karena intuisi berfungsi mengatur emosi-emosi remaja sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan keseimbangan dan integritas kepribadiannya. Pendidikan intuisi juga memberi tingkat kesehatan mental yang tinggi bagi individu muslim, juga dapat menciptakan tingkat adaptasi sosial yang lebih baik. Jadi, secara global intuisi itu berfungsi mengarahkan dan mengatur perilaku remaja ke arah apa yang dapat membantu memenuhi motivasi-motivasi fitrah dan perolehan yang terdapat dalam dirinya dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat muslim.

4. Intuisi Menurut Para Psikologi

definisi intuisi :

a. intuisi adalah koordinasi sejumlah emosi yang terfokus kepada satu objek tertentu dan diiringi dengan suatu pengalaman menyenangkan.

b. intuisi adalah potensi mental yang muncul dari terfokusnya sejumlah emosi terhadap objek tertentu.

c. intuisi adalah potensi perasaan dengan pengalaman perasaan khusus untuk melakukan perilaku tertentu terhadap sesuatu.

d. intuisi adalah potensi perolehan yang dihasilkan dari pengaturan aspek-aspek emosional dalam menghadapi objek tertentu.

e. intuisi adalah pengaturan yang terdiri dari sejumlah emosi yang difokuskan kepada suatu objek tertentu dan diiringi dengan suatu pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.

5. Pembentukan Intuisi

Emosi memainkan peran yang penting dalam membentuk intuisi. Intuisi memang terbentuk dari sejumlah emosi yang beruntun dan terfokus kepada objek tertentu, dan tabiat intuisi itu ditentukan oleh tipe pengalaman-pengalaman yang menyertainya. Kalau pengalaman itu merangsang perasaan gembira dan puas maka akan terbentuk intuisi cinta. Tapi kalau pengalaman itu menyakitkan, menyedihkan atau menakutkan akan terbentuklah intuisi benci.

Pembentukan intuisi memakan waktu dan tenaga dari seorang individu. Sebab, agar terbentuk intuisi tidak cukup hanya dengan munculnya emosi yang menyertainya. Namun, memerlukan sejumlah faktor yang berfungsi mengatur emosi seperti: pengulangan, sugesti dan imitasi, serta sinkronisasi.


E. Pendidikan Kebiasaan

1. Pengertian Kebiasaan secara Etimologi

Yaitu melakukan perbuatan tertentu secara terus menerus sehingga hal itu menjadi kebiasaan dan karakter. Selain itu kebiasann juga berarti mengulang-ulang masalah-masalah keilmuan. Serta arti lain dari kebiasaan yaitu kemudahan melakukan sesuatu yang telah jadi kebiasaan sehingga tidak ada kesulitan dalam melakukannya.

2. Definisi Kebiasaan Menurut Para Ulama

a. Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa hubungan akal.

b. Kebiasaan adalah mengulangi melakukan sesuatu yang sama berkali-kali dalam rentang waktu yang lama dan dalam waktu yang berdekatan.

c. Kebiasaan adalah keadaan jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa perlu berpikir dan menimban. Kalu keadaan itu menimbulkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji maka disebut akhlak yang baik dan sebaliknya.

3. Urgensi Kajian tentang Kebiasaan

Kebiasaan memainkan peran penting dalam perilaku manusia secara umum dan perilaku remaja secara khusus. Itu karena pengalaman-pengalaman remaja bertambah sejak permulaan fase ini dan perilakunya berbeda dari perilakunya pada fase kanak-kanak. Juga karena ruang lingkup interaksi remaja dengan lingkunagn sosialnya bertambah luas. Remaja pun segera menemukan kecenderungan kepada tipe-tipe perilaku tertentu. Apabila perilaku itu berulang-ulang terjadi maka akan menjadi kebiasaan yang diterapkannya sepanjang hidupnya atau dalam waktu yang panjang.

4. Macam-Macam Kebiasaan

a. Kebiasaan Gerak, terkait dengan gerak atau aktivitas tubuh dan didominasi oleh bentuk kecenderungan. Misalnya : kebiasaan menulis, makan, minum dan berpakaian.

b. Kebiasaan Akal, berupa kecenderungan jiwa kepada perilkau terkoordinasi dan tetap dalam beberapa aspek produksi akal. Seperti: pemahaman jiwa dan pikiran secara umum.

c. Kebiasaan Perasaan, berhubungan dengan berbagai intuisi yang dididikkan kepada manusia ketika intuisi-intuisi itu diarahkan kepada hakikat, kemuliaan dan keindahan.

d. Kebiasaan Akhlak, sebab kita tidak dapat membahas kebiasaan menurut al-Ghazali dan para ulama kuno tanpa membahas akhlak, karena akhlak tercipta dengan kebiasaan. Hubungan antara kebiasaan dan akhlak kembali kepada Aristoteles yang bertumpu kepada akhlak untuk mendidik nilai-nilai moral.

5. Kebiasaan menurut Para Psikolog

Kebiasaan adalah mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk mempergunakannya secara sadar.

a. Tahapan-tahapan membentuk kebiasaan, antara lain :

1. Memfokuskan Perhatian

2. Mengulang-ulang dan praktik

3. Menunaikan pekerjaan tanpa berpikir atau merasa

b. Syarat-syarat pembentukan kepribadian, antara lain :

1. adanya faktor pemancing

2. respons

3. dan tindakan.



BAB III

Kebutuhan-Kebutuhan

Fase Remaja dan Problematikanya



A. Kebutuhan dan Problematika Remaja Yang Berkaitan Dengan Masalah Fisik

1. Definisi Kebutuhan secara Etimologi

Secara etimologi, kebutuhan berarti keselamatan. Jadi kebutuhan merupakan perasaan seseorang yang terjadi saat mengalami atau kehilangan sesuatu dan kemudian ia berusaha mencarinya agar ia mampu menghilangkan perasaan yang meliputinya. Atau juga bisa di artikan sebagai satu usaha untuk memenuhi apa yang ia inginkan agar ia bisa meraihnya ataupun berkecenderungan kepada apa yang diinginkannya tersebut.

2. Makna Kebutuhan di dalam Al-Quran

Makna kebutuhan pada intinya adalah satu gambaran perasaan seseorang ynag tengah kehilangan sesuatu, dimana dalam pandangannya usaha untuk mengembalikannya kembali dianggap sebagai sesuatu yang penting demi menjaga kelangsungan hidupnya dan untuk menjaga jiwa dan perasaanya agar tetap berada dalam ketenangan dan kebahagiaan. Kebutuhan itu adalah satu perasaan yang mengiringi setiap individu manusia. Keberadaannya tampak sejak proses kelahiran dan terus berlangsung sepanjang ia hidup. Kebutuhan itu beraneka ragam dan berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain. Bahkan, kebutuhan satu individu pun berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang muncul bersamaan dengan perjalanan waktu.

Sekalipun kebutuhan itu berbeda-beda, namun antara satu sama lainnya saling melengkapi sehingga terwujud keseimbangan dalam jiwa seseorang. Misalnya, pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik akan mendorong seseorang memenuhi kebutuhan mental, sosial, dan intelektualnya. Dengan demikian, pemisahan yang jelas antara jenis-jenis kebutuhan ini adalah tidak mungkin dilakukan, karena pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang terdiri dari dua unsur penciptaan (rohani dan jasmani). Antara satu dengan lainnya tidak bisa dipisahkan. Dalam semua perilakunya manusia bergerak dari dasar-dasar kedua unsur penciptaan tadi. Karena itulah pemisahan antara ragam kebutuhan lebih bersifat sebagai upaya pendekatan yang di dalamnya masih menerima proses saling mengisi dan memengaruhi.

Remaja terkadang menghadapi beberapa hambatan yang menghalanginya untuk bisa memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Tidak jarang kita dapati seorang remaja yang berusaha untuk mencari cara lain yang justru menyulitkan demi memenuhi kebutuhannya. Dia akan terus mencoba. Jika perlu, dia akan mencari cara yang lebih memudahkannya dari yang pertama. Hal itu kadang terjadi berulang-ulang. Biasanya, efek yang terjadi akibat perilaku diatas adalah timbulnya benturan kejiwaan yang berakibat pada ketidakstabilan mental dan sosial si anak. Hal inilah yang menuntut satu usaha nyata baik langsung maupun tidak langsung dari lembaga-lembaga yang bergerak dibidang penyuluhan dan pendidikan. Langkah pertama dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, serta yayasan-yayasan pengasuhan remaja agar semuanya berusaha untuk mencari solusi, penyebab, dan menjelaskan hakikat serta karakter semua problematika yang dirasakan anak-anak usia remaja.

Hendaknya semuanya bekerja dalam melaksanakan kewajibannya dalam rangka mendidik serta menjelaskan dengan gamblang tentang kebutuhan-kebutuhan fitrah. Dan juga menjelaskan perbedaan antara kebutuhan-kebutuhan tadi dengan tuntutan-tuntutan yang tidak wajar yang hanya didoring oleh nafsu syahwat. Begitu pula lembaga-lembaga yang garapannya dibidang pengembangan intelektual dan pemikiran. Mereka juga dituntut agar berusaha menjelaskan bahaya yang akan dirasakan fisik dan mental yang diakibatkan oleh perilaku pemenuhan kebutuhan jiwa secara tidak wajar. Mereka harus menuntun remaja menuju usaha penyeimbangan serta upaya perubahan dari segala sesuatu yang berjalan secara tidak alami pada mereka. Juga membantu mereka dari usaha untuk keluar dari tuntutan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kekuatan mereka. Kemudian mengarahkan mereka pada jalan terbalik yang selayaknya mereka jalani dalam usaha pemenuhan akan kebutuhan fitrahnya.

3. Perhatian Al-Quran terhadap Kebutuhan Jasmani

Al-Quran telah menempatkan perhatiannya yang penuh terhadap pentingnya kebutuhan jasmani dalam kehidupan manusia. Hala itu didasarkan bahwa kebutuhan jasmani memiliki pengaruh langsung terhadap segala bentuk kebutuhan manusia, baik yang bersifat mental, sosila maupun intelektual. Oleh sebab itu perkembangan jasmani yang tumbuh secara sempurna akan menjamin terhadap upaya perkembangan, kesempurnaan, dan keseimbangan pada sisi-sisi kebutuhan lainnya. Perhatian yang diberikan Al-quran dan Sunnah Rasulullah tidak berhenti hanya pada batas penunjukkan terhadap segala jenis makanan dan minuman yang diharamkan saja , seperti bnagkai, darah, daging babi dan hewan liar yang memiliki taring dan burung yang memiliki kuku cengkeraman sebagaimana yang dijelaskan assunnah yang mulia. Begitu juga pengaharaman mutlak terhadap khamar yang diambil dari tumbuhan dan buah-buahan. Tetapi, Al-quran telah memberikan petunjuk pada manusia tentang segala jenis makanan dan minuman yang dihalalkan Allah. Disamping itu, Allah juga menjelaskan cara meraih sumber makanan dan mengatur bagi manusia ukuran yang bisa menjamin keselamatan serta keseimbangan jasmani. Dia juga memberikan petunjuk tentang kekhususan yang bisa dijadikan bahkan pengobatan dari sebagian bahan-bahan makanan. Allah berfirman,

”Dan Tuhanmu telah mengilhamkan kepada lebah, buatlah sarang-sarang di bukit-bukit di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibikin manusia ” (an-Nahl: 65)

Hasil penelitian kedokteran modern telah membuktikan bahwa di dalam madu terdapat kandungan bahan-bahan kimia yang ampuh untuk membunuh segala bentuk bakteri. Kasih sayang Allah kepada manusia telah membuktikan bahwa dia tidak akan pernah membiarkan manusia di sahara bumi tanpa memberikan dan mengarahkannya kepada apa pun yang bermanfaat dan mengingatkan dari segala yang berbahaya bagi manusia. Hal itu agra kehidupan manusia berjalan lurus, agar ia mampu bangkit guna mengatasi kesulitan tugas khalifah di muka bumi ini. Manusia dituntut untuk memakmurkan bumi ini dengan segala bentuk kebaikan dan keadilan. Untuk selanjutnya Allah memberikan petunjuk agar manusia menyembahnya dan mengesakannya seperti apa yang telah diturunkan kepada para utusannya dari setiap tanda-tanda kekuasaan yang menjelaskan kebesarannya. Dia mengarahkan manusia bagaimana cara ia memenuhi kebutuhan fitrahnya yang berfungsi menutupi kekurangan yang akan terjadi selama proses aktivitas baik fisik, intelektual maupun mental berlangsung.

Jalan yang benar dalam usaha memenuhi kebutuhan jasmani tiada lain dengan cara mencari pekerjaan yang baik dan produktif. Namun, pekerjaan seperti ini tampaknya tidaklah cocok jika dibebankan kepada remaja. Hal itu disebabkan mereka rata-rata masih berada dalam tanggungan orang tuanya masing-masing. Kecuali pada kondisi-kondisi tertentu, seperti ketika seorang anak remaja yang tidak lagi memiliki ayah atau pada saat penghasilan orang tuanya tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga menuntutnya untuk ikut serta mengurangi beban orang tuanya dalam bekerja. Dengan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia dari segala ynag dia ciptakan dan dia tundukkan untuk kemanfaatan manusia agar bisa membantu memenuhi kebutuhannya dan meraih tujuan hidupnya. Maka, sudah selayaknya manusia senantiasa bersyukur kepada Allah yang telah memberikan karunia itu.

4. Penyebab Munculnya Berbagai Problem Fisik dan Kesehatan dikalangan Remaja

a. Rendahnya Taraf Penghasilan Ekonomi Keluarga

Rendahnya pengahsilan keuangan keluarga akan berdampak pada tidak terpenuhinya kelayakan tempat tinggal yang memenuhi standar kesehatan bagi seluruh anggota keluarga. Oleh sebab itu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan upaya peningkatan taraf kehidupan karena hal itu dipandang sebagai tonggak pokok demi tercapainya kesehatan yang layak bagi para anggota keluarga.

b. Rendahnya Tingkat Kebersihan Lingkungan

Kebersihan lingkungan akan membantu terciptanya keselamatan setiap individu dan kesehatan umum. Sementara rendahnya taraf kesehatan akan menyebabkan tersebarnya berbagai penyakit baik yang menular maupun tidak. Oleh sebab itulah, kebersihan lingkungan merupakan faktor penting dalam penanggulangan penyebaran berbagai macam penyakit. Kebersihan lingkungan juga akan menciptakan kesehatan jasmani dan rohani yang lebih baik bagi segenap anggota masyarakat dan anak-anak remaja pada khususnya.

c. Tidak Adanya perhatian pada Upaya Pemeliharaan Pepohonan dan Rerumputan (Penghijauan)

Tersebarnya berbagai macam pepohaonan dan rerumputan serta taman-taman umum yang berada didalam area kota akan berdampak pada kebersihan udara. Pohon-pohonan dan rerumputan akan menyerap karbondioksida dari udara sehingga jumlahnya menjadi berkurang sementara jumlah oksigen akan semakin bertambah.

d. Lemahnya Taraf Kesadaran akan Pentingnya Kesehatan

Kesadaran akan pentingnya kesehatan serta kebiasaan terhadapnya dalah dua hal yang dibutuhkan oleh keluarga, terutama didaerah perkotaan dan perkampungan secara khusus. Namun, masih banyak sekali orang-orang yang sudah lanjut usia yang masih saja melakukan kebiasaan buruk lamanya, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan.

5. Prinsip-Prinsip Umum yang Harus Ditempuh dalam Mengatasi Problem Remaja

a. Penentuan Kesulitan

Upaya menentukan kesulitan ini cukup memegang peranan penting guna mengenal sebab-sebab dan motif-motif dibalik sebab-sebab itu. Usaha ini dianggap sebagai langkah utama para pengarah sehingga dia tidak sampai mengeluarkan tenaga untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Maka usahanya hendaknya diarahkan kepada pokok persoalan agar dipahami dan diteliti sebagai langkah pendahuluan sebelum mengungkap penyebab utama problem tersebut serta seberapa jauh keterlibatannya dengan faktor lingkungan.

b. Mengetahui Karakteristik Tabiat Manusia

Manusia adalah makhluk yang kompleks dan memiliki dua unsur yaitu ruh dan jasad. Dualisme ini tidak berarti terpisah dansaling kontradiktif namun justru saling bersinggungan dan menyatu. Semua fenomena perilaku yang muncul merupakan proses dari gabungan semua elemen pembentuk kepribadian baik jasmani, rohani, intelektual maupun sosial. Sekalipun terdapat unsur kerja sama pada semua elemen tersebut, menyandarkan satu perilaku kepada salah satu bagian kepribadian itu bukanlah hal tidak mungkin. Karena, fenomena-fenomena perilaku sangat berbeda dipandang dari hubungannya dengan sisi-sisi kepribadian lainnya.



c. Bertahap dalam upaya melakukan Terapi

Menentukan langkah-langkah pengobatan dengan terapi yang sesuai adalah sesuatu yang dianggap lumlah pada manusia. Upaya pengobatan yang dilakukan hendaknya juga dimaksudkan kepada penyebab-penyebab utama yang mendorong problem tersebut. Upaya pengobatan yang hanya pada sisi yang zahir saja hanya akan menutupi penyakit sementara waktu saja untuk kemudian ia bisa kambuh kembali dan terkadang jauh lebih parah dari yang pertama. Sebenarnya penyakit-penyakit mental atau sosial tidak jauh berbeda dengna penyakit jasmani. Pengobatannya harus dilakukan terhadap penyebab-penyebabnya yang hakiki, disamping mengobati gejala-gejala luarnya.

d. Sikap Proaktif Remaja

Sikap proaktif remaja yang mengalami problem hanya tewujud nyata jika dia ikut serta dalam usaha memecahkan masalah yang tengah menghimpitnya. Disini perlu disinggung bahwa sudah merupakan kewajiban anggota keluarga dan para pendidik untuk bisa mengarahkan kepada proses pemecahan masalah secara baik. Maka, tidak salah menyertai remaja dalam memberikan beberapa asumsi yang memungkinkan guna mencari pemecahan. Dan dengan memilihkan beberapa asumsi tersebut dianggap sebagai langkah awal untuk menjauhkan usaha pencarian solusi yang kurang tepat.

e. Kerja Sama Pihak-Pihak yang bersangkutan

Kerja sama pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab dilingkungan masyarakat guna merealisasikan kesehatan fisik, rohani yang lebih baik untuk para remaja dan para pemuda, pria dan wanita dipandang sebagai saru keharusan dan manusiawi. Karena, tidak bisa dimungkiri bahwa sekadar sikap proaktif reamaja saja tidak cukup membuatnya keluar dari pengaruh yang buruk secara total tanpa berdampak krisis kejiwaan. Maka dari itu, diperlukan kesungguhan usaha dari anggota keluarganya serta teman-teman dan kerabat serta rekan-rekan yang seumur dengannya—asal mereka sendiri adalah orang-orang yang sehat. dalam batasan tertentu masing-masing dari mereka memiliki tanggung jawab terhadap apa yang tengah dihadapi seorang remaja. Maka wajib kiranya mereka memahami problem beserta penyebab-penyebabnya dan berupaya untuk menjauhkan remaja dari peristiwa-peristiwa mental dan soisla yang dapat mengingatkannya kembali kepada penyakitnya.

6. Problem-Problem Fisik Terpenting

Antara lain yaitu:

    1. Hilangnya nafsu makan

    2. Penurunan berat badan

    3. Persoalan yang berakitan dengan kegemukan


B. Berbagai Kebutuhan Sosial Dan Psikis Anak Remaja (PUBER) Serta Berbagai Problematika Yang Muncul

1. Kebutuhan-Kebutuhan Psikis dan Sosial Menurut Perspektif Pakar Psikologi

Pertumbuhan dan perubahan fisik, kejiwaan, sosila dan akal yang dialami oleh anak remaja (puber), dibarengi dengan adanya perubahan-perubahan kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan seorang anak yang telah memasuki usia puber (remaja) berbeda dengan kebutuhan-kebutuhannya tatkala ia masih kecil. loncatan pertumbuhan yang dialami oleh seorang anak pada usia remaja menyebabkan munculnya kemiripan antar kebutuhan anak remaja dengan kebutuhan orang dewasa. Dr. Hamid Abduds Salam memberikan gambaran secara global tentang kebutuhan-kebutuhan dasar psikis dan sosial anak remaja sebagai berikut :

  1. Kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan kebutuhan ingin dihormati dan diterima eksisestensinya.

  2. Kebutuhan ingin mendapatkan tempat dan kedudukan.

  3. Kebutuhan Seksual

  4. Kebutuhan akan perkembangan akal pikiran dan kreativitas

  5. Kebutuhan ingin memantapkan eksistensi diri.

Dr. Hamid Abdul Azis al-Faqi juga memberikan gambaran secara global mengenai berbagai macam kebutuhan dan keinginan dasar seorang anak puber sebagai berikut :

  1. Kebutuhan untuk mendidik dan meluruskan diri atau kebutuhan akan kemampuan untuk mengontrol diri.

  2. Kebutuhan atau keinginan untuk merdeka dan bebas tidak terikat.

  3. Kebutuhan atau keinginan untuk berafiliatif.

  4. Kebutuhan akan nilai-nilai.

  5. Kebutuhan atau keinginan bisa diterima secara sosial.

  6. Kebutuhan akan kemampuan untuk menyesuaikan diri.

Adapun Dr. Ahmad Zaki Saleh mengumpulkan berbagai tuntutan

pertumbuhan sosial didalam tiga hal sebagai berikut, yaitu :

  1. Usaha mempersiapkan diri memasuki jenjang pernikahan dan kehidupan berkeluarga.

  2. Mempersiapakn anak remaja (puber) baik putra maupun putri untuk menerima peran yang harus diembannya ditengah masyarakat.

  3. Pendidikan Seks

Namun, beda halnya dengan Dr. Umar Muhamad at-Tumy asy-Syibany mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan dasar anak remaja dan pemuda kedalam dua belas kebutuhan. Antara lain yaitu:

  1. Kebutuhan ingin memiliki bentuk fisisk yang baik, kuat dan sehat.

  2. Kebutuhan untuk menerima terjadinya lonjakan perubahan-perubahan fisik dan psikis yang biasa dialami oleh seorang pemuda pada awal-awal dirinya memasuki usia puber.

  3. Kebutuhan akan keseimbangan dan kestabilan emosional serta penyesuaian jiwa yang benar dan sehat.

  4. Kebutuhan untuk meningkatkan perasaan akan nilai dan urgensitas diri.

  5. Kebutuhan ingin bebas dan terlepas dari keluarga secara emosional.

  6. Kebutuhan untuk menciptakan hubungan perkawanan sosial dengan teman sebaya.

  7. Kebutuhan mempersiapkan diri untuk menerima peran yang telah menantinya sebagai seorang laki-laki, seorang suami dan sebagai kepala keluarga.

  8. Kebutuhan menumbuhkan keimanan dan sikap keberagamaan yang kuat karena dengan hal ini seorang pemuda mampu mencapai sebuah kondisi pikiran yang tenang dan damai.

Jadi, dari beberapa pakar psikologi diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan psikis, fisik, sosial dan akal seorang anak puber tidak terbatas. Berbagai jumlah yang disebutkan oleh sebagian pakar psikologi sebenarnya berdasarkan pendapat dan pemahaman pribadi. Hal ini tentunya sangat terpengaruh dengan letak geografis dan zaman. Karena berbagai bentuk sikap dan perilaku berbeda-beda dari kelompok masyarakat tertentu dengan kelompok masyarakat lain dan dari masa tertentu ke masa yang lain.

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Anak Usia Puber

a. Rumah (Keluarga)

Rumah atau keluarga adalah madrasah pertama yang bertugas mengasuh dan mendidik anak-anak, laki-laki maupun wanita. Jika didalam rumah terdapat faktor atau unsur-unsur kebaikan dan keselamatan, baik yang bersifat keagamaan, psikis maupun sosial maka hal ini akan mampu membuat anak-anak tumbuh dengan baik.

b. Masyarakat (Sekolah, Teman dan publik)

Peran sekolahan, teman dan publik bagi anak usia puber memilki urgensi yang sangat besar. Mereka semua dapat berperan dalam menyiapkan otak anak usia puber dalam menerima ilmu pengetahuan yang mutlak dibutuhkan olehnya, bergabung membentuk sebuah kelompok perkawanan dilingkungannya, serta aktif dalam berinteraksi dengan kelompok.

c. Media Massa

Peran dan tugas media massa adalah menyebarluaskan perilaku yang membawa kemanfaatan dan kemaslahatan umum yang bisa menjaga keberlangsungan kehidupan sosial dan membawanya menuju kearah yang lebih maju dan berperadaban. Selain sebagai sarana dan prasarana yang dimiliki, media massa juga dapat memungkinkan untuk menyebarluaskan moral dan perilaku yang mulia serta berbagai bentuk perilaku sosial yang luhur.

Dunia islam sekarang ini sedang menghadapi serangan media yang sangat gencar dan keras yang berupaya menyebarkan aliran-aliran pemikiran barat yang sekuler dan ateis. Didalam menyebarkan kebohongan dan kebatilan ini, mereka menggunakan segala macam cara. Dan anehnya, dunia islam justru ikut memberikan sumbangan energi dan kemampuan yang cukup besar demi kelancaran misi mereka yang sesat ini. Mereka menjadikan usaha menyebarkan perilaku tercela dan dekadensi moral para remaja dan pemuda islam sebagai fase terpenting untuk menyingkirkan aliran pemikiran dan moral islam dari dunia islam. Hal ini sebagai langkah persiapan guna merealisasikan target jangka panjang yang selalu diimpikan oleh gerakan zionis internasional yang selalu berupaya menenggelamkan dunia islam di dalam lautan gelombang pornografi dan dekadensi moral.

Ciri utama media didalam masyarakat modern sekarang ini adalah menyebarkan hal-hal yang hina dan menyingkirkan nilai-nilai kemuliaan dan keluhuran. Pubertas sendiri merupakan fase yang dilewati oleh setiap pemuda dan pemudi. Pubertas adalah fase berkecamuknya berbagai perasaan dan emosional, fase munculnya mimpi-mimpi indah dan berbagai khayalan yang melambung tinggi. Pada fase ini, ketika kedua mata dan telinga anak remaja mulai terbuka terhadap lagu-lagu, sinetron-sinetron dan film-film percintaan yang ditayangkan dan dibuat seindah dan semenarik mungkin oleh media yang rusak maka ia akan selalu melamun dan berkhayal.

3. Bentuk-Bentuk Problem Solving Bagi Berbagai Problematika Psikis dan Sosial Anak Remaja Berdasarkan Al-Quran dan as-sunnah.

Salah satunya dengan Metode Dakwah dan Pengarahan, yaitu :

a. Kebijaksanaan (Hikmah)

Bagi seorang dai dan pemberi tuntunan lebih-lebih yang memiliki perhatian terhadap berbagai problematika remaja dan pemuda disyaratkan memiliki kebijaksanaan dan pemahaman yang baik tentang pernak-pernik dunia remaja serta situasi dan kondisi lingkungan yang melingkupinya agar nasihat dan pengarahan yang ia berikan benar-benar memiliki pengaruh dan memberikan hasil.

b. Nasihat yang Baik

c. Membantah dengan Cara yang Lebih Baik

d. Mendahulukan yang Lebih Penting Kemudian yang Penting

merupakan suatu proses mendidik dan memberikan arahan yang baik kepada remaja yang bermasalah.

e. Menghubungkan antara Sebab dan Akibat atau Hasil

ialah sebuah metode yang digunakan oleh Al-quran didalam melihat seluruh masalah kehidupan dan manusia jauh dari sikap pura-pura baik dan pilih kasih.

4. Bentuk-Bentuk Problem Solving bagi Problematika Anak Puber Menurut para Pakar Psikologi

Ada beberapa teori menurut pakar psikologi mengenai teori pemberian pengarahan dan nasihat kejiwaan, diantaranya antar lain sebagai berikut :

a. Teori Psikoanalisis

Bentuk-bentuk problem solving menurut teori ini secara sederhana berarti membiarkan atau mendorong pasien untuk mengarahkan secara gamblang tentan seluruh apa yang sedang bergejolak didalam hati dan pikiran nya. Secara sepintas hal ini tampak mudah dilakukan namun realitas membuktikan bahwa merupakan sesuatu yang sangat sulit mendorong pasien untuk mau menempuh cara yang satu ini.

b. Teori Para Pemilik aliran Psikologi Personalistik

Bentuk-bentuk problem solving menurut penganut paham teori ini antara lain: Kemampuan Mengontrol Proses Penyembuhan dan Menjadikan sang Psikiater seolah sebagai pihak tertuduh yang menyebabkan munculnya Penyakit Kejiwaan yang diderita pasien

c. Teori penganut aliran Behaviourisme dan aliran psikologi individual

5. Studi Seputar Beberapa Contoh Problem Psikis dan Sosial Anak Usia Puber

a. Bohong

Merupakan salah satu problem yang menunjukkan ketidakmampuan si anak beradaptasi dengan lingkungan keluarga dan sosial. Pertama, keluarga yang mencampuri urusan pribadi dan sosial anak puber secara langsung. Kedua, keluarga membiarkan dan tidak mau tahu urusan si anak usia puber. Serta ketiga, keluarga yang mampu dengan baik mengarahkan anaknya dalam setiap fase umur dengan cara yang bijaksana.

b. Sikap Menentang Keluarga

Ketika seorang anak memasuki fase pubertas, maka ia selalu menentang seluruh perintah orang tua dan selalu menampakkan sikap tidak setuju dalam berbagai bentuk yang rata-rata cenderung berbentuk sikap menentang dan melawan.

c. Problem Seksual

Masalah yang tidak jauh dari fase pubertas ini yaitu problem seksual yakni: nongkrong di pinggir jalan, masturbasi, hubungan seks antarsesama jenis, zina serta pernikahan dini.